Minggu, 30 Oktober 2011

Menjadi Mahasiswa Akedemik sekaligus Aktivis



Orientasi mahasiswa baru atau yang disebut dengan OAK (orientasi akedemis dan kebangsaan) baru saja selesai dilaksanakan. Berbagai macam respon dari mahasiswa  pun bermunculan, ada yang merasa senang, kecewa, dan ada juga yang biasa-biasa saja. Kegiatan ini (OAK). seperti yang diberitakan institute, lebih fokus terhadap kegiatan yang berkenaan dengan kampus. Sehingga UKM dan Organisasi mahasiswa tidak diperkenalkan kepada mahasiswa baru, tidak seperti tahun sebelumnya.
Kalau dilihat dari tema dan isi kegiatan ini, tampaknya mahasiswa hanya diarahkan atau difokuskan untuk menjadi mahasiswa yang manut dan harus fokus terhadap mata kuliah difakultas mana ia belajar. Sebab, tujuan dan tugas mahasiswa disini (UIN) hanyalah untuk belajar, tidak lebih dari itu. Apalagi, dengan munculnya fatwa, “belajar itu wajib dan organisasi itu sunnah”  semakin menegasterangkan bahwa tujuan dari kampus kita ini adalah mencetak mahasiswa yang akedemisi dan mendapatkan nilai tinggi dan bagus dibangku perkuliahan. Ketika ada kegiatan lain yang akan menganggu perkuliahan mahasiswa, maka lebih baik ditinggalkan, termasuk berorganisasi.  Karena, tugasmu disini hanyalah untuk belajar.
Benarkah ini? Inilah pertanyaan yang harus diajukan. Apakah tugas kita disini hanyalah untuk belajar, dalam artian belajar dikelas atau dengan cara menyimak ceramah dosen-dosen dikelas? Kemudian, apakah dengan mendapatkan nilai yang bagus itu akan menjamin masa depan kita? Dan ketika kita mengambil jurusan tarbiyah, apakah mesti lulus kuliah kita menjadi seorang guru? Sudah banyak fakta yang terjadi, ada orang yang kuliahnya di kedokteran, namun setelah selesai kuliah ia meninggalkan propesinya sebagai dokter. Ada juga orang yang belajar  di jurusan ekonomi, akan tetapi setelah lulus malahan ia jadi artis, Wali band misalnya.
Pepatah mengatakan, alam takambang jadi guru. Artinya, semua yang diciptakan allah ini, bisa kita jadikan sebagai pelajaran. Belajar tidak harus didalam kelas ataupun diperkuliahan, akan tetapi belajar bisa dimana saja. Ketika anda mengajak teman anda untuk ngopi di warung sambil diskusi itu juga belajar. Bahkan menurut Ivan Illich, cara seperti inilah yang sangat efektif untuk belajar. Sebab, berdiskusi dengan teman atau dengan yang lainnya, akan memungkin kita untuk menguasai berbagai macam ilmu. Kita bisa saJa belajar apa yang kita sukai tanpa harus masuk jurusan tertentu. Salah satu caranya aktif dalam  organisasi, forum diskusi, dan kajian lainnya. lihatlah ulama-ulama Islam terdahulu, mereka tidak hanya diajarkan untuk menguasai satu ilmu, tetapi mereka dididik untuk menguasai berbagai macam disiplin keilmuwan. Siapa yang tak kenal ibn Rusyd, selain ahli fikih beliau juga pakar filsafat dan disiplin ilmu lainnya. Begitu juga dengan ibn Sina, ibn Khaldun, dan Al-Ghazali.
Sebenarnya pesantren-pesantren yang ada  di Indonesia telah memulai langkah ini. Di pesantren tidak hanya diajarkan satu ilmu saja, tapi berbagai macam ilmu. Pasalnya, satu ilmu dengan yang lainnya saling berkaitan. Seorang yang belajar fikih atau hukum islam saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan ilmu hadis, usul fiqih, dan disiplin ilmu lainnya. Begitu juga dengan ilmu umum, para santri di pesantren modern misalnya, tidak dididik untuk hanya pandai dalam ilmu agama tapi juga turut andil dalam disiplim ilmu umum.
Selain itu, pesantren juga menanamkan kepada para santrinya untuk tidak hanya belajar di bangku sekolah saja. para santri diajak untuk belajar kepada alam, masyarakat, dan komunitas lainnya. Setiap liburan, santri dituntut untuk turut aktif  dalam kegiatan masyarakat dalam rangka berdakwah dan menyebarkan ilmunya. Kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler diperbanyak dipesantren, semua santri berhak mengembangkan bakat dan potensi yang ada dalam dirinya. Sehingga mereka mempunyai bekal dan bakat yang banyak untuk diaplikasikan ditengah masyarakat. Tak heran kalau di pesantren kiyai atau ustadz tidak banyak campur tangan dalam masalah kegiatan santri. Semua kegiatan diserahkan kepada mereka (Santri) untuk melaksanakan, baik kegiatan  ekstra maupun kegiatan seperti masa orientasi santri baru.
Narasi dan pengalaman pesantren ini patut ditiru dan dijadikan amtsal. Seorang santri saja yang umurnya lebih kecil daripada mahasiswa sudah diajarkan untuk aktif dan bergerak dalam agenda perubahan. Apalagi kita sebagai mahasiswa sering disebut dengan agen of change, tentu sudah seharusnya untuk turut aktif dalam agenda perubahan itu. Dasadarma perguruan tinggi yang sering dilupakan mahasiswa mejelaskan bahwa tugas mahasiswa di kampus bukan hanya sekedar belajar, tapi juga pengabdian. Dengan mengikuti dan turut aktif dalam organisasi dan kegiatan mahasiswa adalah salah satu bentuk dari pengejawentahan dan pengabdian kita terhadap lingkungan sekitar kita, baik kampus maupun masyarakat.
Organisasi berati sekumpulan orang yang berkumpul untuk tujuan yang sama. Dalam organisasi mahasiswa bisa belajar bagaimana cara bersosialisasi dalam masyarakat. Melalui organisasi kita juga belajar bagaimana mentransofmasikan ilmu yang telah kita pelajari kedalam kehidupan sosial. Melalui organisasi mahasiswa bisa  mengeksplor lebih dalam dan menggali bakat-bakat terpendam yang mereka miliki. Makanya wajar kalau ada orang lepas kuliah tapi mempunyai banyak keahlian dan bakat yang tak pernah ia pelajari dibangku kuliah. Yang terpenting lagi, di organisasi kita bisa duduk bersama untuk bertukar pikiran dan   mempertajam otak agar lebih kritis.
Mahasiswa tidak perlu takut untuk berorganisasi, memang ada anggapan kalau menjadi aktivis, kuliahnya akan lama dan nilainya jarang yang bagus. Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing, kalau bisa membagi waktu dengan sebaik mungkin, pasti kita akan berhasil, baik di kuliah maupun organisasi. Percayalah,  setiap waktu yang dikorbankan pasti akan bermanfaat untuk diri kita di esok hari. Mungkin saat ini tidak dirasakan apa manfaat dan guna aktif dalam organisasi atau kegiatan mahasiswa lainnya. Jangan berpikir organisasi akan memberikan kepada kita sebuah pengetahuan baru seperti di perkuliahan. Tetapi jadikanlah wadah ini sebagai latihan dan pengembangan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar